SERBA SERBI

apa saja

Tuesday, May 6, 2008

Sok Ngamatin : Film Indonesia bertema "Silat Tradisional" belum ikut bangkit.

Memang kita akui sejak meledaknya film "Ada Apa Dengan Cinta" (AADC) yang dibintangi si ayu Dian Sastrowardoyo, film Indonesia mulai menggeliat dari tidur panjangnya. Sejak suksesnya film itu meski boleh saja dibilang "latah", layar lebar mulai bersahabat dengan film-film buatan anak negeri setelah sekian lama dijajah film-film import yang sebenarnya sih nggak selalu bagus. Meski boleh dibilang ikutan trend, tapi paling tidak kepercayaan diri para sineas Indonesia terusik dan berani ber-eksplorasi untuk membuat karya film yang mampu mengobati dahaga pribumi untuk bisa melihat karya-karya yang lumayan untuk ditonton dan bikinan sineas dalam negeri.

Dari sekian film Indonesia yang lumayan sukses "tema"nya masih cenderung mengekor kesuksesan pendahulunya. Dari tema cinta remaja dalam AADC yang kemudian diikuti tema cinta dan remaja lain seperti "Eifel Im in Love", "30 hari mencari cinta", "heart", "Alexandria" dan lainnya meski gak melulu tentang remaja, tapi "cinta"nya masih kental. Tema budaya dan sejarah juga ada seperti Soe Hok Gie, Loe Fen Koi, dan sepertinya ada lagi (nggak hapal). Komedi juga jelas ada, seperti Janji Joni dan yang terbaru Naga Bonar Jadi 2. Horor apalagi, udah banyak yang lumayan laku (orang Indonesia lagi suka takhyul kali) seperti sejak larisnya film Jelangkung yang diikuti "Tusuk Jelangkung", "Lentera Merah", "Kuntilanak", "Suster Ngesot", "Mirror", "Terowongan Casablanca" dan banyak lagi (maaf Saya nggak mengurutkannya dari yang terlama ke terbaru-nggak hapal juga).

Nah, ada tema yang sepertinya belum terpikirkan atau sulit membuat yang bagus bahkan mungkin para sineas kurang berminat untuk itu. Misalnya seperti tema "seks", "Action", dan "Silat Tradisional", padahal menurut Saya Indonesia masih berselera untuk menonton film dengan tema itu. Tentu saja harapannya adalah agar dibuat dengan lebih bagus dan bermutu. Film bertema seks dan action mungkin sudah ada ya (Saya pernah lihat meski nggak hapal judulnya, seperti film yang dibintangi Cornelia Agatha yang temanya lebih cenderung ke seks. Untuk action contohnya "Ekspedis Madewa").

Tapi untuk film yang bertema silat tradisional sepertinya belum ada tuh. Terus terang kita kangen lho menonton film silat tradisional, apalagi yang berhubungan dengan sejarah, kan bisa belajar sejarah kuno sekalian nonton serunya adegan silat khas Indonesia. Film silat tradisional seperti yang dulu dibintangi Barry Prima (kalo nggak salah lihat dia malah berperan jadi bencong di Film apa ya..."Cinta dan Rock'nroll kalo nggak salah ) dan Advent Bangun kadang ngangenin juga, jadi ingat jaman layar tancep, apalagi kadang dibumbui adegan seks yang nggak vulgar...he..he. Memang sih beberapa sineas telah membuat format tersebut namun sebatas dalam sinetron yang terus terang agak "asal" bikinnya karena kejar tayang dan pakem ceritanya malah "melenceng" jauh contohnya saja : "Misteri Gunung Merapi", "Jaka Tingkir", "Jaka Tarub" dan "Anglingdarma".

Ada baiknya sih perlu dilirik untuk membuat film dengan tema silat tradisional ini, tentu saja dibuat dengan format yang menarik dan memikat, jauh melebihi film film silat kita yang lama. Masa iya kalau "Jet Li" bisa sukses dengan "Kungfu Master" nya, Indonesia tidak?

Sekedar usul saja sih, kali aja kita bisa lihat film bertema ciaaat!... ala Indonesia yang digarap dengan format baru. Tekhnologi kan sudah maju...

Buat mengenang masa lalu saja nih, majang filmnya Barry Prima tahun 80'an koleksinya bung Emanfals di Youtube.


No comments: